Jumat, 25 Oktober 2019

Beginilah Demokrasi Gotong Royong, Faktanya Hanya Kabinet yang Terlibat

Presiden Joko Widodo mengemukakan tak ada oposisi di Indonesia. Menurut dia, yang berada di Indonesia yakni demokrasi gotong royong, yang pundak membahu bangun bangsa.
ADVERTISEMENT
Tetapi, uraian demokrasi gotong royong buat Partai Instruksi Nasional (PAN) mesti diperjelas. Lantaran, uraian serta artian demokrasi gotong royong bisa memengaruhi persepsi dan implementasinya di warga.
Simak Juga : angka romawi lengkap
" Sekilas, demokrasi gotong royong itu libatkan seluruh pihak dalam proses pemungutan ketetapan juga realisasi pembangunan. Realitanya, cuma faksi yang masuk dalam kabinet serta pemerintahan yang ikut serta dengan cara langsung, " tutur Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay terhadap kumparan, Kamis (24/10) malam.

Saleh Daulay. Poto : Dok. Saleh Daulay
Menurut Saleh, pernyataan demokrasi gotong royong ditanyakan dalam pengakuan Jokowi, yang mengatakan tak ada visi-misi menteri, akan tetapi cuma visi-misi presiden. Lantaran dapat mendeskripsikan pimpinan partai politik atau kadernya sebagai menteri tidak bisa share program.
" Bermakna yang digotongroyongkan itu cuma pertimbangan serta ide punya presiden serta wapres saja. Sesaat,  pertimbangan serta ide faksi yang lain tak dapat masuk. Apa semacam itu artian gotong royong yang disebut? ” bertanya Saleh.
ADVERTISEMENT
Di sisi lainnya, dia mengomentari demokrasi gotong royong bila di kaitkan dengan partai-partai di luar pemerintahan, seperti PAN, PKS, serta Demokrat.

Lantaran, partai-partai oposisi ini dianggap dia tidak usah bertanggung-jawab buat mewujudkan visi-misi presiden serta wapres. Sampai-sampai, tak nampaklah demokrasi gotong royong, seperti yang diutarakan Jokowi.
" Serta sebaliknya, partai-partai itu lebih digunakan jadi kebolehan keseimbangan dalam mengkritik jalannya program pembangunan yang ditunaikan pemerintah, " ujarnya.
Walaupun demikian, dia menyatakan PAN siap berembuk dengan faksi mana lantas, terhitung pemerintah, bila kedepannya ingin berbarengan bangun bangsa. Tetapi, tak buat coba melenyapkan oposisi di pemerintahan.

Presiden Joko Widodo serta Wakil Presiden Ma'ruf Amin waktu sidang kabinet pleno pertama di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019) . Poto : ANTARA FOTO/Besar Nugroho Gumay
“Kalau PAN tetap siap berembuk dengan faksi mana lantas. Ditambah lagi topiknya yakni pemberdayaan warga lewat pembangunan yang berkeadilan. Bila diskusinya cuma masalah oposisi, itu begitu simplistis. Masalah bangsa kita terdapat banyak yang lain, " tutupnya.

Artikel Terkait : pengertian implementasi
Presiden Jokowi awal kalinya mengharap seluruh pihak bergotong royong bangun bangsa Indonesia. Dia tidak ingin ada oposisi.
Masalah ini diperlihatkan dengan bergabungnya dua tokoh Gerindra ke kabinet pemerintahannya, yaitu Prabowo Subianto jadi Menteri Pertahanan serta Edhy Prabowo jadi Menteri Kelautan serta Perikanan.
" Kita ini ingin bangun demokrasi gotong royong. Jadi butuh saya berikan kalau di Indonesia ini tak ada oposisi seperti negara lain. Demokrasi kita ini yakni demokrasi gotong royong, " papar Jokowi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar