Senin, 05 Agustus 2019

Yuk Intip Bukti Mark Zuckerberg Berguru Pada Al-Khawarizmi

Siapa yg tidak tahu Mark Zuckerberg, terlebih mereka yg acap bersentuhan dengan sosial media (jejaring sosial) ? Mark tidak lain afalah pemilik Facebook yg mengantarkannya berubah menjadi satu diantaranya orang muda paling kaya di dunia.

Mark benar serta jujur atas pengakuannya di atas. Lalu, siapa Al-Khawarizmi? Nama selengkapnya yaitu Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi, dilahirkan di Uzbekistan (194 H/780 M) serta meninggal dunia di Baghdad (266 H/850 M) . Ia yaitu pemuka dalam pengetahuan matematika serta ilmu-ilmu tentu lainnya.

Al-Khawarizmi yaitu perintis dalam pemakaian angka 0 dalam matematika yg diketahui dengan nama algoritma. Dia menulis buku babon mengenai matematika, yakni “al-Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabar wa al-Muqabalah (Kompendium mengenai Kalkulasi Aljabar serta Padanan, tahun 825 M) . Eropa baru mengenalnya pada tahun 1140 M atas layanan Robert Chester yg menafsirkan kedalama bahasa Latin dengan judul ”Liber Algebras et Almucabola”. Hingga waktu ini, sistim Al-Khawarizmi masihlah diperlukan, yg dalam bahasa Inggris diketahui dengan Algorism (barisan objektif pemungutan keputusan buat pemecah permasalahan) .

Simak Juga :  rumus trigonometri

Kenapa Algoritma berubah menjadi penting? Ini lantaran beberapa angka Romawi, yg diperlukan oleh bangsa-bangsa Eropa masa itu tidak miliki angka 0, jadi tidak dapat dimanfaatkan buat beberapa angka persepuluhan atau beberapa angka di belakang koma. Angka Romawi tidak juga mungkin dijalankan penjumlahan dari atas ke bawah, serta cuma dapat dijalankan lewat cara Algoritma.

Tidak hanya itu, Al-Khawarizmi pun yg memperkenalkan rancangan Trigonometri yg terdiri dalam sinus (sin) , cosinus (cos) , tangens ( tan) , cotangens (cot) , secan (sec) serta cosecan (cosec) . Trigonometri yaitu nilai perbandingan yg didefinisikan pada koordinat segitiga siku-siku. Ia pun mendapatkan rumus buat pecahkan padanan kuadrat.
Artikel Terkait  : deret geometri

Dengan hasil Algoritma kita dapat tahu computer, ATM, jejaring sosial bahkan juga hingga games yg ada pada HP pandai yg jamak dimanfaatkan oleh banyak pemakainya. Cukup dengan Algoritma seluruhnya terlewati. Peradaban Romawi Kuno, peradaban Jepang, Tiongkok, Korea, bahkan juga India tidak tahu azas Algoritma itu. Karena itu, kenyataannya, dunia berhutang budi pada peradabaan Islam. Tiada Algoritma tidak terbersit bagaimana kita bakal mengalkulasi uang yg trilyunan, contohnya. Pun, bagaimana kita dapat selesaikan soal-soal deret kalkulasi serta deret ukur, dan lain-lain.

Pernyataan Mark Zuckerberg terhadap Al-Khawarizmi sebagai penghargaan pada ilmuwan Muslim yg satu ini. Tinggal kita, umat Islam, bagaimana bisa menggali nilai-nilai yg ada, buat perkembangan kemanusiaan yg lebih baik serta lebih berfaedah .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar