Jumat, 08 Maret 2019

Ini Dia dibalik Islam di Indonesia Diakui Dunia

ISLAM adalah agama yg sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi. Sejak mulai pertama tampil di muka bumi yg dibawa banyak Rasul Allah. Islam sudah mengarahkan nilai toleransi yg diketahui dengan ide tasamuh yg satu diantaranya mengendalikan bagaimana interaksi dengan umat beragama beda.

Kendati Islam sudah jadi agama yg sangat toleransi, namun ikut umat Islam acapkali disudutkan dengan tuduhan intoleran. Perihal ini berlangsung lantaran penjelasan nilai toleransi dari pihak di luar Islam sudah berubah kian menjauh dari beberapa batasan Islam. Hingga condong ke arah terhadap sinkretisme agama.
Lihat Juga : agama yang diakui di indonesia

Awal kalinya, Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama serta Pertemuan Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama 2019 di Kota Banjar, Jawa Barat, pada Rabu 27 Februari 2019 terus membuahkan beberapa ketentuan terpenting. Persetujuan itu diambil dalam bahtsul masail maudluiyah yg di pimpin KH Abdul Muqsith Ghozali. Kiai Muqsith menuturkan, NU mengedepankan semangat tidak untuk mudah mengkafirkan siapa lantas. Kata kafir sebetulnya memiliki kandungan segi negatif yg berwujud kekerasan teologis serta miliki potensi menyakiti sejumlah kelompok nonmuslim lantaran status umat non muslim sama dengan masyarakat negara beda

Memang penyebutan untuk seseorang non muslim sampai sekarang ini tengah hangat diperbincangkan, akan tetapi harus juga menyaksikan banyak WNI nonmuslim yg berikan sumbangsih pada perubahan Indonesia. Bahkan juga, sejumlah tokoh nonmuslim turut serta dalam pendirian negara Indonesia. Hingga penyebutan kafir di rasakan tak bijak.

Perihal itu kian ditekankan oleh cawapres nomer urut 01 Ma'ruf Amin yg menyikapi ketentuan Bahtsul Masail Maudluiyah NU berkaitan pemanfaatan kata kafir untuk non muslim di Indonesia. Ma'ruf setuju dengan saran Nahdlatul Ulama, agar tak kan gunakan kata kafir untuk mengawasi keutuhan bangsa. Maksudnya ialah biar orang Indonesia mengawasi keutuhan NKRI, hingga tak gunakan kalimat seperti menyingkirkan atau mendiskriminasi antar sama-sama umat.

Indonesia menjadi negara yg amat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi lantas sudah disadari dunia salah satunya, Indonesia sempat jadi Tuan Rumah United Nations Alliance of Civilizations (UNAOC) yg dipertunjukkan di Nusa Dua Bali lebih kurang bulan Agustus tahun 2014. Terpilihnya Indonesia menjadi tuan-rumah lantaran bisa menjadi role mode atau percontohan bagaimana suatu Negara yg serasi antar keberagaman suku, agama, ras serta budaya. Kekuatan Indonesia menjalankan nilai-nilai toleransi sekaligus juga nilai-nilai demokrasi kian disadari dunia. Indonesia diinginkan mainkan peranan kunci memberikan toleransi untuk menahan ekstrimisme serta terorisme yg kian kuat pada dunia.
Artikel Terkait : jumlah provinsi di indonesia

Peranan Pancasila menjadi basic negara ikut sukses menjadikan satu rakyat Indonesia yg plural, baik dari pojok etnis serta suku atau agama serta budaya. Dibawah payung Pancasila, seluruhnya masyarakat negara ialah sama dengan yg satu gak lebih unggul dari yg beda menurut suku, etnis bahkan juga agama. Hal semacam itu seirama dengan yg sempat dikerjakan Nabi Muhammad dengan membuat Piagam Madinah untuk menjadikan satu seluruhnya masyarakat Madinah. Piagam Madinah itu menyatakan kalau seluruhnya masyarakat Madinah ialah satu kesatuan bangsa atau umat yg berdaulat di depan bangsa/ umat yang lain tiada diskriminasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar