Senin, 08 Juli 2019

Keindahanya yang Memesona Begini Kondisinya Candi Cangkuang

SITU Cangkuang, yang terdapat di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, menyimpan pesona keindahan. Tidak cuman ada situ, pula ada beberapa situs serta kampung rutinitas yang menarik buat didatangi.

Dalam West Java Heritage Expedition BPKSNT 2014, yang terjadi 2-4 Juni lalu, Situ Cangkuang, yang luasnya 25 hektare, berubah menjadi tempat persinggahan pertama team ekspedisi.

Beberapa peserta team ekspedisi bahkan juga pernah lihat simulasi ekskavasi atau penggalian serta konservasi di lebih kurang Candi Cangkuang.
Simak Juga  : struktur teks eksposisi

Beberapa persoalan lantas diketemukan team ekspedisi kala berkunjung ke Situ Cangkuang. Satu diantaranya soal pelestarian situs.

Tiap-tiap bulan Situ Cangkuang didatangi 10 ribu orang. Jumlahnya itu dapat sebabkan terusiknya pelestarian situs seperti Candi Cangkuang.

Candi Cangkuang sebagai candi dengan latar agama Hindu yang diperhitungkan datang dari masa ke-7 sampai 8 Masehi.


Candi itu diketemukan oleh team riwayat Leles lebih kurang tahun 1966 dalam suatu pulau yang dikelilingi danau. Penemuan candi berpijak dari notulen Van Het Bataviaasch Genootschap oleh Voderman tahun 1893.

Dalam notulen itu diterangkan ada arca Siwa serta makam. Proses penggalian lantas dikerjakan tahun 1967 serta 1968.

Team penggalian lantas menemukannya landasan candi. Tapi hasil dari penggalian, team cuma menemukannya 40 prosen bangunan candi. Tahun 1976 Candi Cangkuang diresmikan.

Koordinator Juru Memelihara, Zaki Munawar, menjelaskan, dari 40 prosen bangunan candi yang diketemukan lantas dikerjakan pemugaran sampai bentuk candi berdiri.

Dalam candi setinggi 8, 5 mtr. itu ada arca Siwa setinggi 40 centimeter dengan ke dua lengan yang patah. Sampai sekarang belum diketemukan potongan lengan arca.

" Kami harap supaya pemerintah dapat lekas mengatur lokasi situ. Beberapa lokasi situ udah merisaukan seperti berlangsung longsoran serta sedimentasi disana. Butuh perlakuan lekas buat mengaturnya, " kata Zaki di Situ Cangkuang, Senin (2/6) .

Tidak cuman candi, di Situ Cangkuang pula ada makam penebar agama Islam. Makam Mbah Dalam Bijaksana Muhammad itu terdapat di samping candi.

Menurut Zaki, kehadiran candi serta makam berubah menjadi tandanya kerukunan antarumat beragama dulu kala.
Baca Juga : contoh teks eksposisi singkat

Ada pula permukiman yang dinamakan Kampung Pulo sebab terletak yang ada ditengah-tengah pulau. Kampung Pulo cuma terdiri atas tujuh bangunan yang ditinggali enam keluarga.

" Satu bangunan masjid serta enam rumah. Jumlahnya bangunannya pun tidak bisa makin bertambah. Beberapa penghuni Kampung Pulo sebagai keturunan Bijaksana Muhammad, " kata Zaki, yang keturunan dari Kampung Pulo.

Di dekat candi ada site museum yang menyimpan bermacam naskah peninggalan Bijaksana Muhammad. Pengelola Situ Cangkuang pula mengajari trik membuat kertas dari kulit pohon saeh.

Kertas yang dinamakan daluang itu sebagai peninggalan beberapa leluhur.

Lutfi Yondri, periset khusus Balai Arkeologi Bandung, menjelaskan, ekskavasi itu dikerjakan buat lihat masalah di lebih kurang candi.


Pelestarian yang dikerjakan harus lihat keadaan lebih kurang situs. Masalahnya konservasi yang dikerjakan harus searah dengan kehadiran situs. Jangan pernah mengganggu kehadiran situs.

" Dari ekskavasi yang dikerjakan kami tidak lihat susunan budaya di lebih kurang candi. Buat pelestarian harus lekas dikerjakan pembagian area. Area publik harus dirapikan sampai bangunan khusus dapat dilestarikan. Seperti memberikannya jarak dengan pagar pembatas supaya orang yang ada tidak menyebabkan kerusakan situs, " kata Lutfi.

Agus Aris Munandar, guru besar Departemen Arkeologi Fakultas Pengetahuan Pengetahuan Budaya Kampus Indonesia, menjelaskan, mulai sejak masa dulu area candi yang dikelilingi gunung serta air udah disucikan beberapa leluhur. Bahkan juga diperhitungkan usia candi dapat lebih tua.

" Ada kemungkinan umurnya sezaman dengan Tarumanagara. Tapi memang dahulu beberapa arkeolog mengartikan candi ini dibikin pada masa ke-8, " papar Agus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar